10 Arti Pendidikan Menurut Para Ahli Dunia Barat
Halo sobat pendidikanmahir.com. Kali ini, sobat pendidikan akan berbagi mengenai arti pendidikan menurut pandangan para ahli belajar atau pendidikan dari belahan dunia barat. Ada 10 tokoh besar yang dikutip pendapatnya melalui tulisan ini. Langsung saja kita simak.
#1. EDWARD LEE THORNDIKE
Thorndike percaya bahwa praktik pendidikan harus dipelajari secara ilmiah. Menurutnya, ada hubungan erat antara pengetahuan proses belajar dengan praktik pengajaran. Jadi, dia mengharapkan akan ditemukan lebih banyak lagi pengetahuan tentang hakikat belajar, semakin banyak pengetahuan yang dapat diaplikasikan untuk memperbaiki pengajaran.
Lalu seperti apakah pengajaran yang baik itu? Pengajaran yang baik, pertama-tama mesti melibatkan pengetahuan atas semua hal yang akan Anda ajarkan. Jika Anda tidak tahu dengan pasti apa yang akan Anda ajarkan, Anda tak akan tahu materi apa yang mesti diberikan, respons apa yang mesti dicari, dan kapan mesti mengaplikasikan penguatan. Selain itu, situasi belajar harus sebisa mungkin dibuat menyerupai dunia riil. Seperti yang telah kita ketahui, Thorndike percaya bahwa proses belajar akan ditransfer dari ruang kelas ke lingkungan luar sepanjang dua situasi itu mirip. Mengajari siswa memecahkan problem sulit tidak selalu memperkaya kapasitas penalaran mereka. Karenanya, membeir pelajaran bahasa Latin, matematika, atau logika hanya bisa dibenarkan apabila siswa akan memecahkan problem yang berkaitan dengan bahasa Latin, matematika dan logika saat nanti mereka sudah lulus sekolah.
#2. BURRHUS FREDERICK SKINNER
Sama halnya dengan Thorndike, Skinner sangat tertari mengaplikasikan teori belajarnya ke dalam proses pendidikan. Menurut Skinner, belajar akan berlangsung sangat efektif apabila: (1) informasi yang akan dipelajari disajikan secara bertahap; (2) pembelajar segera diberi umpan balik (feedback) mengenai akurasi pembelajaran mereka (yakni, setelah belajar mereka segera diberitahu apakah mereka sudah memahami informasi dengan benar atau belum; dan (3) pembelajar mampu belajar dengan caranya sendiri.
Guru Skinnerian menghindari pemberian hukuman. Mereka akan memperkuat prilaku yang tepat dan mengabaikan yang tidak tepat. Karena lingkungan belajar didesain agar siswa mendapatkan kesuksesan yang maksimal, mereka biasanya memerhatikan materi yang hendak dipelajari. Menurut Skinner, probelm prilaku di Sekolah adalah akibat dari perencanaan pendidika yang buruk, seperti kegagalan untuk memberikan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan murid, memberi terlalu banyak paker pelajaran yang sulit dipahami, menggunakan disiplin keras untuk mengontrol perilaku, menggunakan perencanaan yang kaku dan harus dipatuhi oleh semua murid atau mengharuskan murid melakukan sesuatu yang tidak beralasan.
#3. CLARK LEONARD HULL
Teori belajar Hull adalah teori reduksi dorongan atau reduksi stimulus dorongan. Mengenai soal spesifiablitias tujuan, ketertiban kelas, dan proses bealjar dari yang sederhana ke yang kompleks. Hull sepakat dengan Thorndike, namun menurutnya belajar merupakan dorongan yang dapat direduksi. Sulit membayangkan bagaimana reduksi dorongan primer dapat berperan dalam belajar di kelas. Tetapi beberapa pengikut Hull menenkangkan kecemasan sebagai bentuk dorongan dalam proses belajar manusia.
#4. IVAN PETROVICH PAVLOV
Prinsip Paclovian sulit diaplikasikan ke pendidikan kelas, meskipun prinsip itu ada. Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa setiap kali kejadian netral dipasangkan dengan kejadian bermakna, akan terjadi pengkondisian klasik. Jelas, penyandingan seperti ini selalu ada di setiap waktu. Ketika suatu parfum yang sering dipakai oleh guru favorit pada suatu waktu di kemudian hari tercium lagi, bau itu akan mengingatkan kenangan pada sekolah, belajar matematika dalam situasi yang menegangkan dan guru galak mungkin akan menyebabkan munculnya sikap negatif terhadap matematika; sering dihukum dengan menulis dan menulis terus mungkin akan menyebabkan sikap negatif terhadap kegiatan menulis; mendapat pelajaran sulit di pagi hari, mungkin menyebabkan ketidaksukaan pada pelajaran jam pertama di pagi hari; dan guru yang ramah dan menyenangkan mungkin akan mengilhami murid berkarier menjadi guru.
#5. EDWIN RAY GUTHRIE
Seperti Thorndike, Guthrie menyarankan proses pendidikan dimulai dengan menyatakan tujuan, yakni menyatakan respons aoa yang harus dibuat untuk suatu stimuli. Dia menyarankan lingkungan belajar yang akan memunculkan respons yang diinginkan bersama dengan adanya stimuli yang akan dilekatkan padanya. Selain itu, Guthrie percaya bahwa pendidikan formal seharusnya menyerupai situasi kehidupan nyata semirip mungkin. Dengan kata lain, guru Guthriean akan meminta siswanya melakukan atau mempelajari hal-hal yang kelak akan mereka lakukan saat mereka lulus. Jadi, Thorndike, Guthrie mendukung program magang atau mentoring dan mendorong pendekatan pertukaran pelajar untuk memperluas pengalaman kerja.
#6. GESTALT
Gestaltis berpendapat bahwa problem yang tak selesai akan menimbulkan ambigutas atau ketidakseimbangan organisasional dalam pikiran siswa, dan ini adalah kondisi yang tidak diinginkan. Ambiguitas dilihat sebagai keadaan negatif yang akan terus ada sampai problem terselesaikan. Siswa yang berhadapan dengan problem akan berusaha mencari informasi baru atau menata ulang informasi lama sampai mereka mendapatkan wawasan mendalam tentang solusinya. Solusi yang diperoleh akan membuat siswa puas, sebagaimana puasnya seseorang yang lapar diberikan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauk yang enak. Begitulah sebaiknya proses pendidikan berjalan, khusunya proses belajar di dalam kelas.
#7. JEAN PIAGET
Menurut Piaget, pengalaman pendidikan harus dibangun di seputar struktur kognitif pembelajar. Anak-anak berusia sama dan dari kultur yang sama cenderung memiliki struktur kognitif yang sama, tetapi adalah mungkin bagi mereka untuk memiliki struktur kognitif yang berbeda dan karenanya membutuhkan jenis materi belajar yang berbeda pula.Di satu sisi, materi pendidikan yang tidak bisa diasimilasikan ke struktur kognitif anak tidak akan bermakna bagi si anak. Jika, di sisi lain, materi bisa diasimilasi secara kompleks, tidak akan ada proses belajar yang akan terjadi. Agar belajar terjadi, materi perlu sebagian sudah diketahui dan sebagiannya lagi belum diketahui. Bagian yang sudah diketahui anak akan diasimilasi, sedangkan bagian yang belum diketahui akan menimbulkan modifikasi dalam struktur kognitif anak. Modifikasi ini disebut akomodasi, yang dapat disamakan dengan belajar.
#8. EDWARD CHACE TOLMAN
Dalam banyak hal, Tolman dan Guthrie sepakat mengenai praktik pendidikan. keduanya menekankan pentingnya pemikiran dan pemahaman. Menurut Tolman, murid perlu melakukan tes hipotesis dalam situasi problem. Dalam hal ini pendapat Tolman senada dengan teori faktor kesalahan Harlow, yang menyatakan bahwa belajar buka hanya soal memberi respons atau strategi yang benar, tetapi juga menghilangkan respons atau strategi yang salah. Tolman dan strategi Gestalt akan mendukung diskusi kelompok-kelompok kecil dalam kelas. Yang penting buat murid adalah punya kesempatan, secara individual atau sebagai anggota kelompok untuk menguji ide-idenya secara memadai.
#9. ALBERT BANDURA
Teori Bandura mengandung banyak implikasi bagi pendidikan. Anda mungkin ingat bahwa Bandura percaya bahwa segala sesuatu yang dapat dipelajari melalui pengalaman langsung juga bisa dipelajari secara tak langsung lewat observasi. Bandura juga percaya bahwa model akan amat efektif jika dilihat sebagai memiliki kehormatan, kompetensi,, status tinggi, atau kekuasaan. Jadi, dalam kebanyakan kasus, guru dapat menjadi model yang berpengaruhbesar. Melalui perencanaan yang cermat terhadap materi yang akan disajikan, guru dapat lebih dari sekedar menyampaikan informasi rutin. Guru dapat menjadi model untuk suatu keahlian, strategi pemecahan masalah, kode moral, standar performa, aturan, dan prinsip umum serta kreativitas.
#10. DONALD OLDING HEBB
Menurut Heb, ada dua jenis Belajar dalam Pendidikan. Yang pertama berkaitan dengan pembentukan kumpula sel dan sekuensi fase secara gradual selama masa bayi dan kanak-kanak. Proses belajar awal ini representasi neurologis atas objek dan lingkungan. Ketika perkembangan neural ini terjadi, anak dapat memikirkan suatu objek atau kejadian, atau sederetan onjek dan kejadian, yang tidak hadir secara fisik di depannya. Dalam satu pengertian, salinan dari lingkungan objek lingkungan ini ada dalam sistem saraf anak.
Sumber: Buku yang berjudul "The Theories of Learning (Teori Belajar) Edisi Ketujuh oleh B.R. Hergenhahn dan Mattew H. Olson. Kencana.
Komentar
Posting Komentar